Rabu, 08 April 2009

Mengelola Keuangan Keluarga

Sebut saja namanya Andi. Saat ini ia bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Sudah tiga tahun ini Andi berhubungan dengan Astri yang saat ini bekerja di sebuah perusahaan advertising terkemuka di Jakarta. Keduanya berencana untuk mengukuhkan hubungan mereka melalui ikatan pernikahan. Tentunya dengan penghasilan ganda yang mereka miliki, mereka merasa bahwa keuangan bukanlah persoalan yang harus dikhawatirkan. Di awal masa pernikahan hal-hal yang berkaitan dengan keuangan belum menjadi masalah, tapi kalau tidak dikelola dengan bijak bukan tidak mungkin keuangan yang tadinya sejahtera menjadi berantakan.

Oleh karena itu kami melihat pentingnya pengelolaan keuangan keluarga bilamana Anda sudah menetapkan akan meneruskan hubungan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu ikatan pernikahan. Dalam hal ini anda harus sepakat bagaimana nantinya Anda memenuhi semua kebutuhan hidup bersama, baik keduanya bekerja penuh waktu, salah satu ada yang bekerja paruh waktu atau salah satu tidak bekerja sama sekali. Untuk itu terdapat tiga tipe pengelolaan keuangan keluarga yang umum dilakukan oleh pasangan suami istri:

Uang anda dan uang saya—memisahkan uang masing-masing.
Uang anda, uang saya dan uang bersama—memisahkan uang diantara keduanya tapi dengan rekening bersama.
Uang bersama—semua merupakan uang bersama.
Mari kita pelajari ketiga tipe pengelolaan keuangan keluarga satu persatu dan mencoba menggarisbawahi keuntungan serta kekurangan masing-masing tipe.


Uang Anda Dan Uang Saya

Pada dasarnya mengelola keuangan dengan tipe ini sangat sulit untuk dapat menjalankan semua fungsi keuangan dalam keluarga, karena masing-masing memisahkan keuangannya sendiri-sendiri. Bila pasangan tersebut berrencana untuk berlibur maka masing-masing akan mengeluarkan biaya sesuai dengan yang mereka butuhkan, misalkan membeli tiket pesawat masing-masing, biaya penginapan dibagi dan makan saling membayar secara bergantian. Dan untuk kebutuhan lainnya. untuk biaya rumah akan sangat sulit memisahkan biaya antara keduanya. Tapi mungkin masih bisa dilakukan.

Pengelolaan dengan tipe ini akan semakin sulit bilamana nantinya hadir seorang bayi dalam keluarga. bagaimana mereka harus membagi pengeluaran untuk hal ini bila mereka tidak memiliki keinginan untuk saling berbagi tanggung jawab.

Keuntungan dari tipe ini adalah rasa independen masing-masing individu di dalam keluarga. Karena terkadang hal ini sangat penting dimana Anda tetap memiliki kebebasan untuk menggunakan uang yang Anda hasilkan untuk kebutuhan sendiri tidak takut di protes oleh pasangannya. Namun kerugiannya, bila mereka tidak bisa membagi tanggung jawab bersama dalam membangun keuangan keluarga, hal ini bisa menimbulkan potensi permasalahan dalam hal keuangan.

Uang Anda, Uang Saya dan Uang Bersama

Dalam tipe ini sebenarnya pasangan ini sepakat untuk membagi kebutuhan keuangan bersama dengan mengalokasikan sebagian dari pendapatan masing-masing. Dan sisanya tetap dimiliki oleh inidividu bersangkutan. Jadi mereka tetap memiliki rekening masing-masing dan menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan bersama. Masing-masing sepakat menyumbang sebesar jumlah tertentu untuk menutupi kebutuhan bersama. Sisanya digunakan dalam rekening pribadi untuk kebutuhan pribadi.

Misalnya, istri membeli parfum, lipstik, atau baju. Bisa juga tanpa menghitung kebutuhan keluarga terlebih dahulu, suami-istri memberi kontribusi yang sama berdasarkan prosentase. Misalnya 80:20. Artinya, masing-masing “menyetor” 80 persen dari gajinya. Sisa 20 persen disimpan untuk diri sendiri. Jika bisa berhemat, dari uang bersama yang 80 persen, bisa tersisa untuk tabungan keluarga, di samping suami dan istri juga masing-masing punya tabungan pribadi.

Keuntungan dari tipe ini, dengan memiliki rekening bersama pasangan bersangkutan dapat memenuhi semua kebutuhan dasar keluarga dengan tambahan masing-masing tetap memiliki uang sendiri untuk dipergunakan. Dengan begitu akan terlihat bahwa mereka membangun keuangan keluarganya secara bersama-sama, dimana hal ini akan sangat baik sebagai pola perencanaan keuangan keluarga dimasa datang.

Di sisi lain, kerugiannya bila pendapatan masing-masing berbeda sangat besar. Dimana pasangan yang memiliki pendapatan kecil akan memiliki bagian kecil yang bisa dibelanjakan. Sebaliknya, pasangan yang berpenghasilan lebih besar memiliki uang lebih besar untuk dibelanjakan untuk dirinya. Hal ini tentunya bisa diatas dengan kesepakatan bersama dimana pasangan yang berpenghasilan lebih besar mengalokasikan dana untuk rekening bersama lebih besar dari pasangan yang berpendapatan lebih kecil.

Misalkan Anto berpenghasilan Rp10 juta setiap bulannya dan Anita hanya Rp 2 juta. Kesepatan bisa diambil dimana Anto akan menyisihkan 80% dari pendapatan yaitu sebesar Rp8 juta kedalam rekening bersama dan Anti hanya menyisihkan 40%, yaitu sebesar Rp.800 ribu ke dalam rekening bersama. Sehingga masing-masing masih tetap memiliki rekening masing-masing dengan jumlah yang tidak terlalu berbeda. Tentunya hal ini hanyalah sebagai contoh. Ada baiknya Anda membicarakan dengan pasangan masing-masing bila kondisi ini terjadi dalam keuangan Anda.

Uang bersama

Dalam tipe ini semua pendapatan yang diterima oleh masing-masing pasangan dimasukkan ke dalam rekening bersama. Semua pengeluaran akan dikeluarkan dari satu rekening yaitu rekening bersama. Berapapun pendapatan masing-masing pasangan, uangnya masuk ke dalam rekening bersama.

Kelebihan dari tipe ini adalah tingginya tingkat saling percaya antara pasangan suami istri. Mereka seperti sebuah unit yang bekerja secara bersamaan untuk memenuhi semua kebutuhan maupun keperluan keluarga. Dengan menggabungkan pendapatan mereka, tentunya mereka memiliki sumber yang lebih besar untuk direncanakan. Hal ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk merencanakan tujuan keuangan baik jangka pendek maupun panjang secara bersamaan. Dan dalam hal ini tidak ada hal-hal yang disembunyikan. Hal ini tentunya dapat berjalan dengan baik bila salah satu pasangan suami istri menjadi manajer keuangan secara menyeluruh.

Kekurangan dari tipe ini adalah masing-masing pasangan suami istri tidak memiliki uang masing-masing. Sehingga bila salah satu ingin membeli sesuatu untuk dirinya dan nilainya cukup besar maka harus melalui prosedur keuangan bersama. Bila tidak disepakati maka pembelian in harus dibatalkan. Atau bila Suami dalam hal ini ingin membelikan kalung untuk istrinya, sebagai hadiah ulang tahun. Hadiah ini tentunya sulit sebagai sebuah kejutan. Karena semua perihal keuangan hanya masuk ke dalam satu rekekning saja, yaitu rekening bersama.

“Money Talk”

Hal terpenting yang harus dilakukan oleh calon pasangan suami istri adalah diskusikan persoalan keuangan dan menyelaraskan pandangan masing-masing tentang uang secara bersama-sama. Bila Anda belum mendiskusikannya waktu sebelum menikah maka lakukan sekarang sebelum permasalahan terjadi. Kebiasaan berkenaan dengan keuangan akan sangat sulit diubah tapi masih bisa saling mentolerir pandangan masing-masing bila memang didiskusikan dan disepakati secara bersama.

Dalam hal ini ada beberapa hal yang sebaiknya dibicarakan sebelum Anda memutuskan untuk berumah tangga, yaitu:

Bicarakan bagaimana Anda secara bersama-sama akan mengelola keuangan Anda, apakah dengan menyisihkan sebagian kedalam rekening bersama atau mengalokasikan semua pendapatan (baik suami maupun istri) kedalam rekening bersama.
Sepakati siapa yang akan membayar perihal pengeluaran yang regular harus dikeluarkan seperti biaya kontrakan bila belum memiliki rumah, telp, listrik, makanan.
Bicarakan pemasukan masing-masing, dengan begitu Anda dapat mendiskusikan beban alokasi yang sesuai dengan pemasukan masing-masing.
Apakah Anda ingin menabung secara berasama-sama? Bila ya, berapa nilainya, berapa sering dan untuk tujuan apa?
Bila memungkinkan, bicarakan soal keuangan secara menyeluruh apalagi soal hutang. Dengan membicarakan hal ini bisa menjadikan awal yang baik dengan adanya saling keterbukaan dan kejujuran.
Jangan buat asumsi-asumsi dalam hal cara pandang pasangan Anda soal keuangan. Bicarakan secara terbuka. Mungkin hal ini dirasa tidak nyaman namun kami percaya hal ini akan memberikan dampak positif dikemudian hari.
Tetap buka jalur keterbukaan dan kejujuran dalam memulai sebuah keluarga.
Bila memang terjadi kesalah pahaman atau perselisihan soal uang, maka bicarakan secara sabar dan komusikasikan secara baik dengan pasangan Anda.
Keuangan dalam Satu Atap

Bila Anda memutuskan untuk menikah, kami sangat menganjurkan untuk memulai keterbukaan di berbagai segi keuangan, kekayaan maupun hutang. Tidak baik untuk memberikan kejutan-kejutan dalam hal keuangan, apalagi hal yang buruk. Cobalah untuk membicarakan kedua hal ini dengan pasangan Anda.

Dalam hal pengelolaan keuangan, tipe manapun yang akan Anda pilih baik uang bersama, masing-masing maupun sebagian uang bersama, semua ini membutuhkan komunikasi dan diskusi yang terbuka. Dengan pola pengelolaan yang disepakati Anda berdua bisa berjalan lebih baik di masa depan.

Bila Anda termasuk keluarga dengan penghasilan ganda, pengelolaan yang baik dan bijak menjadi sangat dibutuhkan. Bila tidak dilakukan pengelolaan yang baik, penghasilan ganda justru bisa boros karena masing-masing merasa ‘berhak’ membelanjakan uang hasil jerih payahnya sendiri.

Padahal, kebutuhan keluarga justru harus diutamakan. Artinya, seberapapun kerasnya suami istri membanting tulang bersama mencari penghasilan, tujuannya adalah untuk kebutuhan bersama seluruh keluarga. Keputusan untuk mengelola double income, hendaknya didasari pada nurani dan empati. Siapa yang lebih mampu, bisa memberi kontribusi lebih besar karena pada dasarnya bukan lagi hitung-hitungan, namun kasih sayang pada keluarga. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentar