BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah salah satu hal terpenting dari hidup manusia, karena tanpa kesehatan, manusia sulit untuk menjalankan aktivitasnya.
Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan derajat kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Di masa kini, pelayanan kesehatan menjadi begitu berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, namun perkembangan tersebut tidak muncul dengan murah, sehingga biaya pelayanan kesehatan menjadi terus meningkat.
Namun, sebagian besar dari masyarakat tidak mampu untuk mengantisipasi peningkatan biaya pelayanan kesehatan tersebut meskipun mereka memiliki penghasilan, sehingga mereka terpaksa untuk berobat ketika penyakitnya telah parah atau menghabiskan penghasilan & harta untuk berobat.
Di sisi lain, dengan semakin banyaknya fakultas kedokteran didirikan dengan menghasilkan banyak dokter membuat profesi dokter yang dahulu sangat mudah untuk bekerja dan praktik tetapi sekarang telah terjadi persaingan ketat untuk bekerja dan praktik, sehingga tidak sedikit dokter yang menganggur, beralih profesi, atau bersedia bekerja dengan imbalan rendah, sehingga profesi dokter bukan lagi menjadi profesi yang 'terkemuka' di masyarakat.
BAB II
KONSEP DASAR DOKTER KELUARGA
2.1. Batasan dan Ruang Lingkup
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.
2.2. Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Dokter Keluarga
Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya. (The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman, 1971; McWhinney, 1981)
2.3. Karakteristik Dokter Keluarga
2.3.1 Lynn P. Carmichael (1973):
1. Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan
2. Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat
3. Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya
4. Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani penyakit
5. Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai kemiripan penyakit
2.3.2 Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973):
1. Pelayanan responsif dan bertanggung jawab
2. Pelayanan primer dan lanjut
3. Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi
4. Memandang pasien dan keluarga
5. Melayani secara maksimal
2.3.3 Ikatan Dokter Indonesia (1982):
1. Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat
2. Pelayanan menyeluruh dan maksimal
3. Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan
4. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya
5. Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas kelanjutannya
2.4. Tugas Dokter Keluarga
1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat dan sakit,
4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
6. Menangani penyakit akut dan kronik,
7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,
8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau dirawat di RS,
9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
12. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.
2.5. Wewenang Dokter Keluarga
1. Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar,
2. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,
3. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit,
4. Memgobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,
5. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal,
6. Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan primer,
7. Melakukan perawatan sementara,
8. Menerbitkan surat keterangan medis,
9. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap,
10. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.
2.6. Kompetensi Dokter Keluarga
Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang lulusan fakultas kedokteran pada umumnya. Kompetensi khusus inilah yang perlu dilatihkan melalui program perlatihan ini. Yang dicantumkan disini hanyalah kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap Dokter Keluarga secara garis besar. Rincian memgenai kompetensi ini, yang dijabarkan dalam bentuk tujuan pelatihan:
1. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga
2. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam pelayanan kedokteran keluarga,
3. Menguasai ketrampilan berkomunikasi, menyelenggarakan hubungan profesional dokter- pasien untuk :
a. Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan perhatian khusus terhadap peran dan risiko kesehatan keluarga,
b. Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan keluarga,
c. Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.
d. Memiliki keterampilan manajemen pelayanan klinis.
1. Dapat memanfaatkan sumber pelayanan primer dengan memperhitungkan potensi yang dimiliki pengguna jasa pelayanan untuk menyelesaikan. masalahnya,
2. Menyelenggarakan pelayan kedokteran keluarga yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan.
e. Memberikan pelayanan kedokteran berdasarkan etika moral dan spritual.
f. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang pengelolaan pelayanan kesehatan termasuk sistem pembiayaan (Asuransi Kesehatan/JPKM).
2.7. Tujuan Pelayanan Dokter Keluarga
2.7.1 Skala kecil:
1. Mewujudkan keadaan sehat bagi setiap anggota keluarga
2. Mewujudkan keluarga sehat sejahtera
2.7.2. Skala besar:
Pemerataan pelayanan yang manusiawi, bermutu, efektif, efisien, dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia
2.8. Klinik dokter Keluarga ( KDK )
2.8.1. Merupakan klinik yang menyelenggarakan Sistem Pelayanan Dokter Keluarga (SPDK),
2.8.2. Sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan umum. (terletak di tempat strategis),
2.8.3. Mempunyai bangunan yang memadai,
2.8.4. Dilengkapi dengan saraba komunikasi,
2.8.5. Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK,
2.8.6. Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus perlatihan khusus pembantu KDK,
2.8.7. Dapat berbentuk praktek mandiri (solo) atau berkelompok.
2.8.8. Mempunyai izin yang berorientasi wilayah,
2.8.9. Menyelenggarakan pelayanan yang sifatnya paripurna, holistik, terpadu, dan berkesinambungan,
2.8.10. Melayani semua jenis penyakit dan golongan umur,
2.8.11. Mempunyai sarana medis yang memadai sesuai dengan peringkat klinik yang bersangkutan.
2.9. Sistem Pelayanan Dokter Keluarga ( SPDK )
Untuk menunjang tugas dan wewenang nya diperlukan Sistem Pelayanan Dokter Keluarga yang terdiri atas komponen :
a) Dokter keluarga yang menyelenggarakan pelayanan primer di klinik Dokter Keluarga (KDK),
b) Dokter Spesialis yang menyelenggarakan pelayanan sekunder di klinik Dokter Spesialis (KDSp),
c) Rumah sakit rujukan,
d) Asuransi kesehatan/ Sistem Pembiayaan,
e) Seperangkat peraturan penunjang.
Dalam sistem ini kontak pertama pasien dengan dokter akan terjadi di KDK yang selanjutnya akan menentukan dan mengkoordinasikan keperluan pelayanan sekunder jika dipandang perlu sesuai dengan SOP standar yang disepakati. Pasca pelayanan sekunder, pasien segera dirujuk balik ke KDK untuk pemantauan lebih lanjut. Tata penyelenggara pelayanan seperti ini akan diperkuat oleh ketentuan yang diberlakukan dalam skema JPKM/asuransi.
2.10. Dokter Keluarga di Indonesia
Kegiatan untuk mengembalikan pelayanan dokter keluarga di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1981 yakni dengan didirikannya Kelompok Studi Dokter Keluarga. Pada Tahun 1990 melalui kongres yang kedua di Bogor, nama organisasi dirubah menjadi Kolese Dokter Keluarga Indonesia (KDKI). Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari profesi kedokteran ataupun dari pemerintah.
Untuk lebih meningkatkan program kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun 1972 didirikanlah organisasi internasional dokter keluarga yang dikenal dengan nama World of National College and Academic Association of General Practitioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang diwakili oleh Kolese Dokter Keluarga Indonesia.
Untuk Indonesia, manfaat pelayanan kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biaya dan atau meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni:
• Pendayagunaan dokter pasca PTT
• Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
• Menghadapi era globalisasi
2.11. Pengembangan Dokter Keluarga di Indonesia
Di Indonesia kebijaksanaan pengembangan pelayanan kedokteran keluarga dilakukan melalui berbagai cara. Dalam beberapa tahun terakhir pada beberapa fakultas kedokteran dari beberapa universitas terkemuka telah dilakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan pelayanan kedokteran keluarga dalam kurikulum pendidikan dokter yakni sesuai dengan anjuran WHO bahwa "family medicine" selayaknya diintegrasikan dalam pendidikan "community medicine" karena kedekatannya. Akan masih diperlukan waktu untuk mendapatkan tetapi produk dari sistem pendidikan kedokteran ini yakni dokter umum lulusan fakultas kedokteran yang mempunya wawasan kedokteran keluarga karena kebijakan ini baru dikembangkan.
Sementara itu bagi dokter umum lulusan fakultas kedokteran sebelumnya yang saat ini ada di masyarakat, untuk mendapatkan kompetensi khusus selaku dokter keluarga harus dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan secara terprogram dan bekesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan program dan upaya konversi dari dokter umum menjadi dokter keluarga yang bersertifikat dan diakui melalui pelatihan-pelatihan. Kurikulum yang telah disepakati dari hasil rumusan kerjasama tripartid pengembangan dokter keluarga (IDI / KDKI-FK-Depkes) meliputi empat paket, yaitu :
Paket A : pengenalan konsep kedokteran keluarga,
Paket B : manajemen pelayanan kedokteran keluarga,
Paket C : ketrampilan klinik praktis,
Paket D : pengetahuan klinik mutakhir yang disusun berdasarkan golongan usia.
2.12. Peranan Dokter Keluarga dalam JPKM
Dokter keluarga mempunyai peran yang strategis dalam penatalaksanaan pelayanan kesehatan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan individu dan keluarga serta masyarakat yang bermutu namun terkendali biayanya dimana hal ini tercermin dari tata laksana pelayanan kesehatan yang diberikannya.
Keberhasilan penatalaksanaan pelayanan kesehatan yang dikenal sebagai JPKM itu, pada dasarnya dipengaruhi oleh sejauh mana masalah pembangunan kesehatan itu dapat diatasi dan ditata. Masalah dalam sistem kesehatan nasional pada dasarnya terdiri dari masalah pada sub sitem pelayanan kesehatan dan masalah pada sub sistem pembiayaan kesehatan. Termasuk dalam masalah pada sub sistem pelayanan kesehatan adalah; komersialisasi pelayanan kesehatan, menurunnya etos profesional serta pelanggaran atas norma dan etika kedokteran. Sedangkan hal-hal yang termasuk dalam masalah pembiayaan kesehatan adalah; tingginya tingkat inflasi kesehatan, perubahan pola penyakit mengarah ke degeneratif dan kronis, pola pelayanan yang fragmentatif, pola hubungan dokter-pasien yang melonggar, dan mekanisme pembiayaan yang masih tunai, perseorangan dan "out of pocket"
Dari konteks ini pelayanan dokter keluarga mempunyai posisi yang strategis dalam keberhasilan penatalaksanaan pembangunan kesehatan karena perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pelayanan kesehatan dari orientasi kuratif ke orientasi komprehensif dengan mengedepankan aspek promotif-preventif seimbang dengan kuratif-rehabilitatif, pelayanan yang fragmentatif ke pelayanan yang integratif berjenjang, dengan tingkat primer sebagai ujung tombak, serta perannya dalam penatalaksanaan sub sistem pembiayaan kesehatan yakni kesediaannya untuk menerima pembayaran secara prospektif yang juga bermakna pengendalian biaya pelayanan kesehatan. Konsep ini meletakkan peran dokter keluarga yang sangat penting sebagai PPK JPKM yang sadar mutu dan sadar biaya pelayanan kesehatan.
Dalam hubungan itulah pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan yang memberi peran penting terhadap pengembangan dokter keluarga yakni Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 56/Menkes/SK/I/1996 mengatur Dokter Keluarga dalam pengelolaan JPKM serta Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 916/Menkes RI/Per/VII/1997 yang mengatur agar praktek dokter umum dan dokter gigi diarahkan ke dokter keluarga.
BAB III
LAPORAN KEGIATAN KEDOKTERAN KELUARGA
POKLIKINIK UNHAS TAMALANREA
23 MARET-27 MARET 2009
3.1. Struktur Organisasi Poliklinik Unhas
Dokter Poliklinik Tamalanrea Dokter Poliklinik Baraya
1. dr. Ronny Abuthan 1. dr. Triana Pratiwi
2. dr. Ilhamuddin 2. dr. Shelly Salmah
3. dr. Uleng Bahrun, PhD, Sp.PK 3. dr. Ulfa Camelia Indiasari
4. dr. Rofian A. Sultan, DMM 4. dr. Yenny Yusuf
5. dr. M. Aryadi Arsyad, MBMSc.
6. dr. Citra Rosyidah
7. dr. Hasan Nyambe
8. dr. Joko Hendarto, DAP & E
9. dr. Aminuddin M, Nut. Clin.
10. dr. Hafsah, M. Kes.
11. dr. Irene Riewpassa, M. Kes.
3.2. Daftar Nama Co-ass IKM & IKK di Poliklinik Unhas Tamalanrea
Nama co-ass yang bertugas di poliklinik UNHAS Tamalanrea periode 23 – 27 Maret 2009 adalah :
1. Asrul Mappiwali
2. Naharuddin
3. Lim Chwee Chwee
4. Ira Wahyuni
5. Iman Prawira
3.3. Poliklinik Umum
Poliklinik umum adalah bentuk pelayanan kesehatan rawat jalan yang bertujuan untuk penyembuhan penyakit dan pemeliharaan kesehatan, baik secara perorangan maupun berkelompok (masyarakat atau komunitas). Hal ini sesuai dengan upaya pelayanan kesehatan puskesmas, yaitu kuratif dan rehabilitatif.
Kegiatan poliklinik umum berlangsung setiap Senin-Jumat mulai pukul 08.00-13.00 WITA, kecuali pada hari Jumat kegiatan dimulai pada pukul 08.00-11.00 WITA. Kegiatan yang dilakukan selama di poliklinik umum, yaitu anamnesis pasien, pemeriksaan fisik, diagnosis penyakit, pemberian terapi, dan penulisan resep.
Adapun sarana dan prasarana berupa ruangan poliklinik, alat-alat yang tersedia serta obat-obatan yang menunjang kegiatan poliklinik demi mewujudkan pelayanan terbaik bagi pasien dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1
Ruangan di Poliklinik Unhas Tamalanrea
No. Nama Alat Jumlah
1 Ruangan Periksa 2
2 Ruang periksa gigi 1
3 Apotik 1
4 Loket 1
5 Ruang pemeriksaan kehamilan dan KB 1
6 Ruang Tunggu 1
7 Administrasi 1
8 Gudang 1
9 Dapur 1
10 WC 2
Tabel 2
Daftar Inventaris Ruang Periksa Poliklinik Unhas Tamalanrea
23 Maret – 27 Maret 2009
No. Nama alat Jumlah Kondisi alat
1 Tempat tidur 2 Baik
2 Kasur 2 Baik
3 Seprai 2 Baik
4 Sarung bantal 2 Baik
5 Bantal 2 Baik
6 Timbangan 2 Baik
7 Tempat tissue 1 Baik
8 Tempat pensil 4 Baik
9 Cutter 4 Baik
10 Gunting 1 Baik
11 Mistar 1 Baik
12 Thermometer axilla 1 Rusak
13 Thermometer anak 1 Rusak
14 Pensil merah biru 1 Baik
15 Tinta stempel 1 Baik
16 Kotak + medical record 1 kotak Baik
17 Sphigmometer raksa 1 Baik
18 Sphigmometer aneroid 1 Baik
19 Nier baeken 1 Baik
20 Stetoskop 1 Baik
21 Spatel plastik 2 Baik
22 Senter 1 Rusak
23 Timbangan bayi 1 Baik
24 Stempel 1 Baik
25 Bantalan stempel 1 Baik
26 Taplak 1 Baik
27 Meja tulis 1 Baik
No. Nama alat Jumlah Kondisi alat
28 Meja alat 1 Baik
29 Spatel lidah besi 2 Baik
30 Minor set (kotak) 1 Baik
31 Pinset jaringan 2 Baik
32 Pinset anatomi 2 Baik
33 Klem 2 Baik
34 Needle holder 1 Baik
35 Meteran 1 Baik
36 Penjepit kertas 1 Baik
37 Tutup minor set 2 Baik
38 Map arsip 1 Baik
39 Tangga kayu 1 Baik
40 Buku register pasien 1 Baik
41 Buku pemakaian obat 1 Baik
42 Buku inventaris 1 Baik
43 Kalender 1 Baik
44 Gorden panjang 1 Baik
45 Gorden pendek 1 Baik
46 Kursi plastik 4 Baik
Tabel 3
Daftar Obat-obat yang tersedia di Ruang Apotik
Poliklinik Unhas Tamalanrea
23 Maret – 27 Maret 2009
No. Golongan Obat Nama obat
1 Antibiotik Amoxicillin tablet 500 mg
Amoxicillin Dry Syrup 125 mg/5 ml (60 ml)
Ampicillin tablet 500 mg
Cotrimoxazole tablet 480 mg
Oxytetracycline salep mata 1 %
Oxytetracycline salep kulit 3 %
Cyprofloxacyne 500 mg
Eritromycin dry syrup 60 ml
2 Analgetik Antipiretik Paracetamol tab 500 mg
Paracetamol syrup 60 ml
3 Analgetik Antiinflamasi Antalgin tablet 500 mg
Asam mefenamat tablet 500 mg
Ibuprofen tablet 200 mg
Piroxicam 20 mg
4 Antihipertensi Captoril tablet 25 mg
Hydroclortiazide tablet 25 mg
Clonidine 0,15 mg
No. Golongan Obat Nama obat
5 Anti alergi CTM tablet 4 mg
Bedak Salycil 50 %
6 Anti jamur Griseovulvin tablet 125 mg
7 Kortikosteroid Dexamethasone tablet 0,5 mg
Prednison tablet 5 mg
8 Antidiabetik Glibenclamide tablet 5 mg
9
Anti ulseran Gludepatic tablet 500 mg
Metformin HCL
Antasida tablet
10
Antibatuk Ranitidin 150 mg
GG tablet 100 mg
11
Vitamin DMP tablet 15 mg
DMP syrup 60 ml
Vitamin B1
12
Bronkodilator Vitamin B6
Vitamin B12
Vitamin C
Neuropyon-V(Metampiron, B1,B2,B12)
Ephedrin HCL tablet 25 mg
13
Spasmolitik Ambroxol tablet 30 mg
Papaverin HCL tablet 40 mg
14 Anti anemia Sulfa Ferrosus (SF)
15 Anti diare Oralit
16 Anti alergi & inflamasi Hidrokortison salep kulit 2,5 %
17 Desinfektan P.K (Kalium Permanganat)
18 Anti Gout Allopurinol tablet
19 Anti mual-muntah Gradilex tab (Loperamid HCL)
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN KEDOKTERAN KELUARGA
POLIKLINIK UNHAS TAMALANREA
23 MARET-27 MARET 2009
Kegiatan kepaniteraan klinik kedokteran keluarga di Poliklinik Unhas Tamalanrea terdiri atas anamnesis dan pemeriksaan terhadap pasien kemudian diserahkan kepada dokter yang bertugas untuk menetapkan diagnosis dan memberikan terapi, baik terapi farmakologi maupun nonfarmakologi. Selain itu, kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan kunjungan rumah pada beberapa pasien.
4.1. Anamnesis dan Pemeriksaan Pasien
4.1.1 Tujuan :
Tujuan dilakukannya anamnesis dan pemeriksaan fisis ialah untuk memberikan pelayanan kesehatan pada pasien rawat jalan yang datang ke Poliklinik Unhas Tamalanrea.
4.1.2. Kegiatan :
Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan anamnesis dan Pemeriksaan fisis pada pasien yang datang ke Poliklinik Unhas Tamalanrea, kemudian diserahkan kepada dokter yang bertugas untuk menetapkan diagnosis dan memberikan terapi, baik terapi farmakologi maupun nonfarmakologi.
Anamnesis dan pemeriksaan pasien di Poliklinik Unhas Tamalanrea dimulai pada pukul 08.00 – 13.00. Semua Co-Ass wajib berada di klinik pada jam tersebut.
Manfaat :
Adapun manfaat yang kami peroleh dari kegiatan ini adalah kami dapat belajar berkomunikasi dengan pasien-pasien yang memiliki umur, jenis kelamin, suku, status sosial dan keluhan yang berbeda-beda melalui anamnesis dan pemeriksaan fisis. Selain itu, kami dapat belajar mendiagnosis penyakit-penyakit yang diderita oleh pasien dan belajar memberikan terapi sesuai dengan jenis penyakitnya melalui bimbingan yang diberikan oleh dokter yang bertugas.
Jumlah pasien yang berobat ke Poliklinik Unhas Tamalanrea pada tanggal 23-27 Maret 2009 sebanyak pasien. Keluhan terbanyak yang sering didapatkan antara lain batuk, demam, nyeri kepala, nyeri sendi dan sakit mata. Adapun diagnosa penyakit terbanyak antara lain ISPA, hipertensi, Arthritis Rheumatoid, gastritis, myalgia, konjungtivitis. Daftar kunjungan pasien dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4
Distribusi Jumlah Kunjungan Pasien
di Poliklinik Unhas Tamalanrea
23 Maret – 27 Maret 2009
No. Hari Jumlah Pasien
1. Senin 10 orang
2. Selasa 12 orang
3. Rabu 11 orang
4. Kamis Libur
5. Jumat 10 orang
TOTAL 43 orang
Berikut adalah perincian pasien memeriksakan diri di poliklinik Unhas Tamalanrea periode 23 Maret -27 Maret 2009 :
Tabel 5
Daftar Pasien di Poliklinik Unhas Tamalanrea
23 Maret – 27 Maret 2009
NO TANGGAL UMUR JENIS KELAMIN DIAGNOSIS
1 23 Maret 2009 35 tahun Lelaki Tonsilofangitis
2 35 tahun Lelaki ISPA
3 38 tahun Perempuan Dispepsia
4 19 tahun Lelaki ISPA
5 31 tahun Perempuan Common cold
6 6 tahun Lelaki Common cold
7 36 tahun Perempuan Presbiop
8 22 tahun Perempuan Diare + ISPA
NO TANGGAL UMUR JENIS KELAMIN DIAGNOSIS
9 27tahun Perempuan Common cold
10 41 tahun Laki-laki HT grade I
11
12 24 Maret 2009 10 tahun Perempuan Common cold
13 2 tahun Lelaki Batuk
14 38 tahun Perempuan Myalgia
15 32 tahun Perempuan LBP
16 20 tahun Lelaki Common cold
17 27 tahun Lelaki Common cold
18 23 tahun Perempuan ISPA
19 36 tahun Perempuan Minta surat
20 32 tahun Lelaki ISPA
21 43 tahun Perempuan Hipertensi
22 46 tahun Lelaki Rhinitis Alergi
23 1 tahun Lelaki Common cold
24 52 tahun Lelaki Common cold
25
26 25 Maret 2009 48 tahun Lelaki Surat rujukan
27 42 tahun Perempuan Surat rujukan
28 26 tahun Lelaki Surat rujukan
29 20 tahun Lelaki Bronkitis
30 37 tahun Lelaki Myalgia
31 20 tahun Lelaki Bronkitis
32 39 tahun Lelaki Myalgia
33 20 tahun Perempuan ISPA
34 19 tahun Lelaki Parotitis
35 22 tahun Perempuan OMSA
36 51 tahun Lelaki ISPA
37 63 tahun Lelaki Hipertensi
38
39 27 Maret 2009 7 bulan Lelaki Common cold
40 4 bulan Perempuan Common cold
41 37 tahun Lelaki Common cold
42 6 tahun Perempuan Dispepsia
43 27 tahun Lelaki Surat keterangan
44 35 tahun Perempuan Surat keterangan
45 21 tahun Lelaki Surat keterangan
46 18 tahun Perempuan Surat keterangan
47 51 tahun Perempuan ISPA
48 22 tahun Lelaki Surat keterangan
49 22 tahun Lelaki Suspect DBD
Berikut ini adalah daftar penyakit berdasarkan kunjungan pasien ke poliklinik Unhas Tamalanrea selama tanggal 23 Maret-27 Maret 2009:
Dari grafik diatas, mayoritas pasien datang dengan diagnosa Common cold yaitu sebanyak sebelas pasien. Penyakit terbanyak kedua adalah ISPA sebanyak delapan pasien, diikuti Hipertensi dan mialgia masing-masing tiga pasien. Dispepesia dan bronchitis masing-masing dua pasien. Dan yang lain masing-masing satu pasien.
Dinas di Poliklinik Unhas Tamalanrea dimulai jam 09.00 - 13.00. Semua Co-Ass wajib berada di klinik pada jam tersebut. Adapun kegiatan awal yang kami lakukan pada hari pertama adalah melapor dan perkenalan dengan dokter dan pegawai poliklinik lainnya. Kegiatan lainnya yaitu menganamnesis dan memeriksa pasien. Beberapa pasien yang kami anamnesis adalah sebagai berikut:
1. Tanggal 23 Maret 2009
a. Pemeriksa : Lim Chwee Chwee
Nama Pasien : Abdul Malik
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bangsa/suku : Bugis
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Ekonomi
Alamat : Jln Perintis Kemerdekaan
Tanggal Pemeriksaan : 23 Maret 2009
Anamnesis
Keluhan utama : Sesak
Anamnesis Terpimpin
Sesak dirasakan sejak dua hari yang lalu . Sesaknya datang waktu istirahat.
Lama-kelamaan bertambah berat.
Batuk, sudah dialami sejak 2 bulan yang lalu, tidak berlendir.
Kadang-kadang, pasien merasa pusing dan mual
Pasien merasakan susah tidur dan lemas.
Muntah(-).
Demam (-).
Buang air besar biasa, buang air kecil lancar.
Riw. Penyakit Sebelumnya
Pasien pernah berobat ke Poli satu minggu yang lalu dengan keluhan sesak dan batuk, tetapi tidak sembuh-sembuh.
Pemeriksaan fisis
Tinggi badan : 167 cm
Berat Badan : 58 Kg
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 36,7 oC
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Thorax : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
Diagnosis
Despepsia dan ISPA
Penatalaksanaan
» Penatalaksanaan farmakologis berupa :
Antalgin 3 x ½ tab
CTM 3 x ½ tab
» Penatalaksanaan non farmakologi berupa menyarankan pada pasien agar banyak istirahat untuk sementara dan lebih meningkatkan nafsu makan. Disarankan pula kepada ibu pasien agar lebih memperhatikan pola makan pasien serta memberikan asupan gizi yang seimbang agar dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya sehingga tidak mudah terkena penyakit yang dapat berkomplikasi pada penyakit lain. Selain itu, disarankan agar seluruh anggota kelularga menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
b. Pemeriksa : Asrul
Nama Pasien : Amari Junaid
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Bangsa/suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Fakultas Ekonomi UNHAS
Alamat : BTN Citra Setia. Makassar
Tanggal Pemeriksaan : 23 Maret 2009
Anamnesis
Keluhan utama : Demam
Anamnesis terpimpin :
Dialami sejak tiga hari yang lalu, dirasakan terus menerus. Batuk (-), Sesak (-), Mual (-), Muntah (-), Sakit Kepala (+), Nyeri Badan (+), Sakit pada Tenggorokan (+). Buang air besar biasa dan buang air kecil lancar. Tidak ada tetangga di dekat rumah pasien ada yang terkena DBD ( dua minggu yang lalu)
Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-)
Riwayat minum obat (-)
Riwayat konsumsi antibiotik (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat penyakit saluran pencernaan (+) Maag
Riwayat diabetes mellitus (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat penyakit ginjal (-)
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluhan yang sama (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat penyakit saluran pencernaan (-)
Riwayat diabetes mellitus (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat penyakit ginjal (-)
Pemeriksaan Fisis
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 37,8 ° C
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Leher : Tonsil Hiperemis ( T1 T1)
Thorax : vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : Rumple Leede Test (-)
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Diagnosis
Tonsilo faringitis
Penatalaksanaan
» Penatalaksanaan farmakologis berupa :
Paracetamol 3 x 500 mg
Amoksisilin 3 x 500 mg
Vitamin B Comp 3 x 1
» Penatalaksanaan nonfarmakologis berupa :
1. Konsumsi banyak minuman seperti air putih, jus buah-buahan,dan teh.
2. Konsumsi makanan yang teratur, bergizi dan bervitamin
3. Istirahat yang cukup
4. Hindari mengkonsumsi makanan atau minuman dingin
2. 24 Maret 2009
a. Pemeriksa : Ira Wahyuni
Nama Pasien : Rohani Pabicara
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Bangsa/suku : Indonesia
Agama : Islam
Anamnesis
Keluhan utama : Batuk
Anamnesis Terpimpin : Dialami sejak +/- 1 minggu yang lalu. Dirasaakan terus-menerus pada waktu yang tertentu. Pasien juga mengeluh sesak jika datang serangan. Pasien juga mengeluh influenza (+), dahak (+) Berlendir (+) berwarna kuning. Dispneu(+) dirasakan tidak terus- menerus. Dalam setahun pasien mengeluh serangan dengan frekuensi lebih dari lima kali. Minum obat batuk (+) , sakit kepala (+), batuk (-), mual (-), muntah (-).
Riw. Penyakit Sebelumnya : -
Pemeriksaan Fisis
Tinggi Badan : 145 cm
Berat Badan : 56 kg
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Diagnosis
Status asmaticus derajat ringan
Penatalaksanaan
» Penatalaksanaan farmakologis berupa :
Piroxicam 3x1
Vitamin C 3x1
» Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan menganjurkan pasien agar untuk sementara lebih sering beristirahat, mengusahakan untuk menghindari kawasan merokok dan mengurangi stres dengan hidup yang lebih rileks serta tidak lupa makan sebelum minum obat.
b. Pemeriksa : Naharrudin
Nama pasien : Kasraen
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Lelaki
Suku : Bugis
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Alamat : Jalan A. P. Pettarni 6.
Anamnesis
Keluhan utama : Berak-berak
Anamnesis Terpimpin : Dialami sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengeluh berak-berak dengan frekuensi lebih dari lima kali sehari. Demam (+) terus-menerus sampai sekarang. Sakit kepala (+), nyeri perut (+),mual (-), muntah (-).
Riw. Penyakit Sebelumnya : -
Pemeriksaan fisis
Tinggi badan : 170 cm
Berat Badan : 68 Kg
Tanda Vital
Tekanan darah : 90/60
Nadi : 88x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 37,8 oC
Pemeriksaan fisis
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Thorax : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
Diagnosis
Diare
Penatalaksanaan
» Penatalaksanaan farmakologis berupa :
PCT 3 x 1
DMP 3 x 1
CTM 2 x 1
Amoxicillin 3 x 1
» Penatalaksanaan nonfarmakologis berupa menyarankan kepada pasien agar istirahat yang cukup, banyak minum air putih dan mengkonsumsi sayur dan buah yang banyak mengandung vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh seperti serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
3. 25 Maret 2009
a. Pemeriksa : Ira Wahyuni
Nama Pasien : Kaniayanti
Umur : 15 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Bangsa/suku : Bugis
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar SMK YAPMI
Alamat : Jl. Sahabat
Tanggal Pemeriksaan : 25 Maret 2009
Anamnesis
Keluhan utama : Deman
Anamnesis terpimpin : Dialami sejak 1 hari yang lalu, terus menerus. Minum obat, tetapi panas tidak turun. Bengkak pada leher sebelah kiri, nyeri tekan (+), dialami sejak +/- 1 minggu yang lalu.
Mual (-), muntah (+), nyeri kepala (+). jantung berdebar-debar, susah tidur, badan lemas, nafsu makan menurun. Keluhan seperti ini sudah sering dirasakan.
Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat penyakit saluran pencernaan (+), gastritis (+).
Riwayat diabetes mellitus (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat penyakit ginjal (-)
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat penyakit saluran pencernaan (-), gastritis (-).
Riwayat diabetes mellitus (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat penyakit ginjal (-)
Pemeriksaan Fisis
Tanda vital :
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 60 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu :37.70c
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Leher : tidak ada kelainan
Thorax : vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : nyeri di regio epigastrium
Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : tidak ada kelainan
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Diagnosis
Common cold + cephalgia
Penatalaksanaan
» Penatalaksanaan farmakologis berupa:
Antalgin 3 x 1
Vitamin B1, B6 3 x 1
» Penatalaksanaan nonfarmakologis berupa saran kepada pasien untuk :
1. Mengurangi beban pikiran dan beristirahat.
2. Makan secara teratur, mengkonsumsi makanan berserat tinggi, bervitamin, dan memperbanyak minum air putih.
3. Mengurangi konsumsi makanan berlemak, kecut, pedas, dan mengandung gas, serta minuman berkafein seperti kopi dan teh pekat.
4. Mengurangi makanan yang mengandung MSG berlebihan.
5. Mengurangi aktivitas yang menyebabkan mudah lelah.
6. Mengontrol kesehatan secara teratur.
b. Pemeriksa : Iman
Nama : Ariyanti
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Bangsa/suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiwi SolPol
Alamat : Jl.
Anamnesis
Keluhan utama : batuk beringus
Anamnesis Terpimpin :
Dialami sejak 1 hari yang lalu. Nyeri pada saat menelan.
Riwayat sakit gigi (+) Sakit kepala (+). Demam (-), batuk (+), sesak (-). Mual (+) , Muntuh (-)
Buang air besar biasa, buang air kecil lancar.
Riw. Penyakit Sebelumnya
(-)
Pemeriksaan fisis
Tinggi badan : 155 cm
Berat Badan : 40 Kg
Tanda Vital
Tekanan darah : 100/60
Nadi : 88x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 36,7 oC
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Thorax : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
Diagnosis
Influnza
Penatalaksanaan
» Penatalaksanaan farmakologis berupa:
Antasida 3 x 1
B6 2 x 1
» Penatalaksanaan nonfarmakologis berupa menyarankan pada pasien agar banyak istirahat untuk sementara, tetap makan sedikit-sedikit tapi sering serta tidak terlambat makan menjaga pola makan teratur), tidak makan makanan yang merangsang seperti makanan pedas, asam.
4. 27 Maret 2009
a. Pemeriksa : Asrul
Nama : A.Alfie Panaongi
Umur : 6,5 tahun
Jenis Kelamin : Lelaki
Bangsa/suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Alamat : Jalan . Tinumbu
Anamnesis
Keluhan utama : Panas
Anamnesis Terpimpin :
Dialami sejak 2 hari yang lalu. Panasnya tidak terus-menerus, setelah panas muncul bintik-bintik di wajah. pasien . Gatal (-). Demam (+), sakit kepala (-), batuk (-), mual (-), muntah (-). Buang air besar biasa. Buang air kecil lancar
Riw. Penyakit Sebelumnya : -
Pemeriksaan fisis
Tinggi badan : 122 cm
Berat Badan : 18Kg
Tanda Vital
Tekanan darah : 90/60
Nadi : 78x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 37,4 oC
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Thorax : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
Diagnosis
Penatalaksanaan
» Penatalaksanaan farmakologis berupa:
Cotrimoksazole 3 X 1
» Penatalaksanaan nonfarmakologis berupa menyarankan pada pasien agar banyak minum untuk menggantikan cairan yang hilang akibat diare. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta tetap meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
b. Pemeriksa : Ira Wahyuni
Nama : Abd. kadir
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bangsa/suku : Bugis
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Alamat : BTN Wessabbe No 67
Anamnesis
Keluhan utama : Merasa seperti ada benda asing yang masuk di
Dalam mata.
Anamnesis Terpimpin : Dialami sejak 2 hari yang lalu. Sebelumnya pasien mengaku tidak sengaja menyentuh mata dengan telunjuk. Pasien juga mengeluh sering mengeluarkan banyak keringat pada malam hari. Demam (-), mual (-), muntah (-). Buang air besar biasa. Buang air kecil lancar.
Riw. Penyakit Sebelumnya :
- Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi
Pemeriksaan fisis
Tinggi badan : 167 cm
Berat Badan : 53 Kg
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 36,7 oC
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Thorax : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
Diagnosis
Corpus alineum
Penatalaksanaan
» Penatalaksanaan farmakologis berupa:
Vit C 1 x 1
» Penatalaksanaan nonfarmakologis berupa menyarankan pada pasien agar mengurang makanan yang mengandung garam, rajin berolah raga dan menghindari stres.
B. Kunjungan ke Rumah Pasien
Tujuan :
Tujuan dilakukannya kunjungan rumah ialah untuk melihat keadaan rumah dan lingkungan sekitar pasien serta hubungan antara lingkungan dengan penyakit yang diderita oleh pasien. Selain untuk mengetahui lingkungan tempat tinggal pasien, juga untuk menelusuri apakah ada anggota keluarga lainnya yang memiliki penyakit atau keluhan yang sama, juga untuk menilai pola psikososial pasien.
Kegiatan :
Kegiatan yang dilakukan adalah mengunjungi rumah/tempat tinggal pasien yang datang ke Poliklinik Unhas Tamalanrea, yaitu yang bersedia untuk dilakukan kunjungan rumah. Kami melakukan kunjungan rumah setelah kegiatan anamnesis dan pemeriksaan pasien di poliklinik selesai. Kegiatan ini dilakukan minimal tiga hari setelah pasien datang.
Dalam kunjungan rumah ini, kami memantau/melakukan follow up keadaan pasien tersebut, mengidentifikasi penyebab penyakit yang diderita pasien, serta mengidentifikasi anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama.
Manfaat :
Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan kunjungan rumah ini adalah kami dapat belajar berkomunikasi dengan pasien dan anggota keluarganya serta dapat melihat lebih jauh faktor penyebab penyakit yang diderita oleh pasien, baik dari segi lingkungan, pola konsumsi makanan, serta pola psikososial dalam hubungan antar anggota keluarga. Dengan demikian, pasien dan keluarga dapat memahami bagaimana pengaruh lingkungan terhadap suatu penyakit dan sebaliknya bagaimana suatu penyakit dapat mempengaruhi lingkungan.
Nama : Ariyanti
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Bangsa/suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiwi SolPol
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan
Anamnesis
Keluhan utama : batuk beringus
Anamnesis Terpimpin :
Dialami sejak 1 hari yang lalu. Nyeri pada saat menelan.
Riwayat sakit gigi (+) Sakit kepala (+). Demam (-), batuk (+), sesak (-). Mual (+) , Muntuh (-)
Buang air besar biasa, buang air kecil lancar.
Riw. Penyakit Sebelumnya
(-)
Pemeriksaan fisis
Tinggi badan : 155 cm
Berat Badan : 40 Kg
Tanda Vital
Tekanan darah : 100/60
Nadi : 88x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 36,7 oC
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Thorax : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
Diagnosis
Influnza
Penatalaksanaan
» Penatalaksanaan farmakologis berupa:
Antasida 3 x 1
B6 2 x 1
» Penatalaksanaan nonfarmakologis berupa menyarankan pada pasien agar banyak istirahat untuk sementara, hindari dari debu dan kotoran. Pola makan harus cukup gizi.
Hasil Kunjungan Rumah, Hari Pertama ( 25 Maret 2009) :
Adapun hasil kunjungan rumah beberapa pasien yang datang ke Poliklinik Unhas Tamalanrea dilaporkan sebagai berikut.
Kunjungan rumah pasien Aryinanti
Profil keluarga
Keluarga pasien terdiri atas 8 orang yaitu bapak, ibu dan empat orang anak. Pasien A merupakan anak pertama yang berumur 20 tahun. Pasien memiliki 5 orang adik. Adik yang pertama berumur 19 tahun (Perempuan), kedua 17 tahun ( Lelaki), ketiga 13 tahun( perempuan), ke empat 8 tahun (Lelaki) dan yang bungsu 5 tahun (Lelaki). Bapaknya berumur 54 tahun dan ibunya berumur 52.
• Status sosial dan kesejahteraan keluarga
Pasien adalah seorang anak yang berumur 20 tahun. Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya. Ayahnya bekerja sebagai pegawai di Fakultas Pertanian sedangkan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga.
Rumah yang ditempati oleh keluarga A adalah rumah batu yang sementara sedang di renovasi. Rumah mereka cukup luas untuk ditinggali oleh 8 orang. Terdapat 1 ruang tamu dan 1 ruang keluarga, 4 kamar tidur, 1 dapur dan 1 kamar mandi dengan jamban. Kebersihan dalam rumah cukup bersih serta dilengkapi dengan ventilasi.
• Riwayat penyakit keluarga
Menurut ibu pasien A, pola makannya tidak teratur dan teman-teman A banyak yang menderita Influenza. Hal ini mempermudah A terserang penyakit ISPA diperburuk oleh kondisi pasien yang pola makannya tidak teratur. Ibu, bapak dan adik-adik jarang sakit. Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit.
• Pola konsumsi makanan keluarga
Pola konsumsi keluarga tersebut cukup baik sesuai dengan apa yang dibutuhkan, yaitu dengan mengkonsumsi makanan bergizi seperti nasi, telur, ikan, tahu, tempe,dan sayur secara rutin.
• Psikologi dalam hubungan antar anggota keluarga
Hubungan antar sesama keluarga inti maupun antar keluarga inti dengan keluarga yang lainnya terjalin dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pola komunikasi yang dijalankan, kasih sayang, perhatian dan tanggung jawab serta kebersamaan sesama anggota keluarga terjalin, karena mereka tinggal berdekatan.
• Lingkungan
Keadaan disekitar tempat tinggal tergolong tidak padat. Lingkungan tempat tinggal pasien A terdapat banyak pepohonan. Saat ini, kondisi rumah pasien A sementara dalam perbaikan( renovasi), sehingga keadaan di sekitar rumah pasien dipenuhi dengan debu dan kotoran dari bahan-bahan bangaunan. Ada beberapa keluarga yang tinggal di rumah pasien tetapi mereka memiliki tempat yang terpisah. Ada bak kosong yang kelihatannya bersih sehingga tidak bisa menjadi sumber sarang nyamuk demam berdarah. Sampah-sampah disekitar rumah juga tidak berserakan.
Hasil Kunjungan Rumah, Hari Kedua ( 27 Maret 2009) :
Nama : Ariyanti
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Bangsa/suku : Makassar
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiwi SolPol
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaaan
Anamnesis
Keluhan utama : Ingus berkurang
Anamnesis Terpimpin :
Nyeri pada saat menelan berkurang.
Riwayat sakit gigi (-) Sakit kepala (+/-). Demam (-), batuk (+), sesak (-). Mual (-) , Muntuh (-)
Buang air besar biasa, buang air kecil lancar.
Riw. Penyakit Sebelumnya
(-)
Pemeriksaan fisis
Tinggi badan : 155 cm
Berat Badan : 40 Kg
Tanda Vital
Tekanan darah : 100/60
Nadi : 86x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 36,7 oC
Kepala : anemis (-), sianosis (-), ikterus (-)
Thorax : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Cor : SI/II reguler, murni
Abdomen : Peristaltik (+) kesan normal
Ekstremitas : Tidak ada kelainan
Diagnosis
Influnza
Penatalaksanaan
» Penatalaksanaan farmakologis berupa:
CTM 3 x 1
B6 2 x 1
» Penatalaksanaan nonfarmakologis tetap seperti pasa hari pertama pasien datang.
Inventarisasi Alat Klinik
Penanggung jawab : Asrul dan Iman
Tujuan :
Tujuan dilakukannya Inventarisasi Alat-alat adalah untuk memantau penggunaan alat-alat klinik yang digunakan sebagai sarana dan prasarana klinik, baik alat untuk pelayanan kesehatan maupun administrasi untuk kelangsungan operasional di poliklinik.
Kegiatan :
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah mendata alat apa saja yang digunakan sebagai sarana dan prasarana klinik, baik alat untuk pelayanan kesehatan maupun administrasi untuk kelangsungan operasional di poliklinik. Apabila alat-alat klinik terutama untuk pemeriksaan pasien kurang tersedia, maka kami sebagai Co-ass diharapkan dapat melengkapi alat-alat klinik tersebut demi kelancaran kegiatan di Poliklinik. Adapun alat-alat klinik yang kami lengkapi antara lain, stetoskop, tensimeter (untuk bayi, anak dan dewasa), termometer, dan senter. Kegiatan ini dilakukan setiap hari selama bertugas di Poliklinik UNHAS Tamalanrea. Setelah tugas di Poliklinik UNHAS Tamalanrea selesai, alat-alat tersebut kami bawa pulang.
Manfaat :
Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah terciptanya pelayanan kesehatan yang memadai kepada pasien yang datang ke poliklinik yang ditunjang oleh kelengkapan sarana dan prasarana alat-alat klinik.
Saran :
Diharapkan kepada Co-ass minggu depan yang bertugas dapat memantau alat-alat klinik di Poliklinik UNHAS Tamalanrea, melengkapi alat-alat yang belum lengkap, serta menjaga alat-alat yang sudah tersedia demi kelancaran kegiatan di Poliklinik UNHAS Tamalanrea.
Adapun hasil pendataan inventaris sarana dan prasarana klinik yang digunakan di Poliklinik UNHAS Tamalanrea, baik alat untuk pelayanan kesehatan maupun administrasi adalah sebagai berikut :
Inventaris Ruang Apotik
Tabel 8. Inventaris Ruang Apotik di Poliklinik UNHAS Tamalanrea
Periode 23 Maret – 27 Maret 2009
No. Nama alat Jumlah
(23 Maret 2009) Jumlah
(27 Maret 2009)
1 Lemari obat 2 2
2 Dispo 1 cc 6 6
3 Dispo 3 cc 10 10
4 Dispo 5 cc 10 10
7 Lumpang + stamfer 1 pasang 1 pasang
8 Kompor 1 1
9 Ceret 1 1
10 Meja 4 4
11 Gorden 2 2
12 Perban gulung panjang 1 1
13 Perban gulung 5 cm 5 5
14 Kasa roll 1 1
15 Sendok plastic 5 5
16 Lemari obat 1 1
17 Plester 1 1
18 Handscoen 3 3
19 Kursi plastic 2 2
Inventaris Ruang Periksa
Tabel 9. Inventaris Ruang Periksa di Poliklinik UNHAS Tamalanrea
Periode 23 Maret – 27 Maret 2009
No. Nama alat Jumlah
(23 Maret 2009) Jumlah
(27 Maret 2009)
1 Tempat tidur 2 2
2 Kasur 2 2
3 Seprai 2 2
4 Sarung bantal 2 2
5 Bantal 2 2
6 Timbangan 3 3
7 Tempat tissue 1 1
8 Tempat pensil 4 4
9 Cutter 4 4
10 Gunting 1 1
11 Mistar 1 1
12 Thermometer axilla 1 1
13 Thermometer anak 1 1
14 Pensil merah biru 1 1
15 Pulpen tinta 1 1
16 Pulpen warna 1 1
17 Tinta stempel 1 1
18 Kotak + medical record 1 kotak 1 kotak
19 Sphigmometer raksa 1 1
20 Sphigmometer android 1 1
21 Nier baeken 1 1
22 Stetoskop 1 1
23 Spatel plastic 1 1
24 Senter 1 1
25 Perban strip 1 1
26 Plester 1 1
27 Stempel 1 1
28 Bak stempel 1 1
29 Isi klip 1 1
30 Taplak 1 1
31 Meja tulis 1 1
32 Meja alat 1 1
33 Spatel lidah besi 2 2
34 Minor set (kotak) 1 1
35 Pinset jaringan 2 2
36 Pinset anatomi 2 2
37 Klem 2 2
38 Needle holder 1 1
39 Meteran 1 1
40 Penjepit kertas 1 1
41 Tutup minor set 2 2
42 Map arsip 1 1
43 Tangga kayu 1 1
44 Buku register pasien 1 1
45 Buku pemakaian obat 1 1
46 Buku inventaris 1 1
47 Kalender 1 1
48 Gorden panjang 1 1
49 Gorden pendek 1 1
50 Kursi plastic 4 4
Inventaris Lain-lain
Tabel 10. Inventaris Lain-lain di Poliklinik UNHAS Tamalanrea
Periode 23 Maret – 27 Maret 2009
No. Nama alat Jumlah
(23 Maret 2009) Jumlah
(27 Maret 2009)
1 Jam dinding 2 2
2 AC 2 2
3 Wastafel 1 1
4 Tempat sampah 1 1
Kesimpulan :
Dari kegiatan inventarisasi di ruang periksa dapat disimpulkan bahwa alat-alat yang tersedia di Poliklinik UNHAS Tamalanrea sudah cukup memadai untuk kegiatan pelayanan kesehatan sehari-hari di Poliklinik UNHAS Tamalanrea.
Reinventarisasi Obat-obatan
Penanggung jawab : Nahar, Chwee dan Ira
Tujuan :
Tujuan dilakukannya reinventarisasi obat-obatan adalah untuk memantau jumlah persediaan obat di Apotik Poliklinik UNHAS Tamalanrea sekaligus belajar mengenal obat-obat standar yang diberikan. Selain itu, untuk mengevaluasi obat apa saja yang habis, belum tersedia atau telah memasuki tanggal kadaluarsa, sehingga diharapkan dapat diusahakan pengadaannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.
Kegiatan :
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah mendata obat-obat apa saja yang digunakan sebagai terapi farmakologi yang diberikan kepada pasien yang datang ke poliklinik. Pendataan dilakukan selama dua kali dalam seminggu selama bertugas di Poliklinik UNHAS Tamalanrea, yaitu pada hari pertama bertugas (23 Maret 2009) dan pada hari terakhir bertugas (27 Maret 2009).
Manfaat :
Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah dalam mendata obat-obat yang tersedia, kami memperoleh informasi mengenai obat-obat standar yang diberikan kepada pasien yang datang ke poliklinik sebab sebagian besar obat-obatan tersebut merupakan obat-obat standar yang biasanya tersedia di puskesmas. Selain itu, kami sekaligus belajar mengenal dosis dan sediaan obat, terutama obat-obat yang diberikan pada bayi dan anak-anak.
Tabel 11. Hasil Reinventarisasi Obat-obatan di Apotik
Poliklinik UNHAS Tamalanrea Periode 23 Maret 2009
No. Nama obat Jumlah
1 Cotrimoxazole syrup 20 botol
2 Amoxicillin syrup 125mg 20 botol
3 Chlorampenicole kapsul 250mg 4 box
4 Gentamisin tetes mata 20 buah
5 Miconazole nitrat 2% 25 buah
6 Cotrimoxazol 480mg tab 3 box
7 Oralit 10 box
8 Domperidon 10mg 4 box
9 Salbutamol 4mg 3 box
10 Ambroxol 30mg 2 box
11 Betametason 10 box
12 Asam mefenamat 15 box
13 Eritromisin 250mg 10 box
14 Papaverin 40mg 3 box
15 Metochlopramide 5mg 1 box
16 Aminophiline 250mg 2 box
17 Dextrometropan 15 box
18 Obat Batuk Hitam 25 botol
19 Parasetamol syrup 125mg 30 botol
20 Oxytetracycline 3% 1 box
21 Vitamin C 50mg 1 botol besar
22 Vitamin B Complex 1 botol besar
23 Thiamine 1 botol besar
24 Piridoxin 1 botol besar
25 Metronidazole 500mg 5 box
26 Piroxicam 1 box
27 Tetracycline 250mg 2 box
28 Ibuprofen 400mg 1 box
29 Ampicillin 500mg 1 box
30 Methampiron 500mg 2 box
Tabel 12. Hasil Reinventarisasi Obat-obatan di Apotik
Poliklinik UNHAS Tamalanrea Periode 27 Maret 2009
No. Nama obat Jumlah
1 Cotrimoxazole syrup 20 botol
2 Amoxicillin syrup 125mg 15 botol
3 Chlorampenicole kapsul 250mg 4 box
4 Gentamisin tetes mata 20 buah
5 Miconazole nitrat 2% 25 buah
6 Cotrimoxazol 480mg tab 3 box
7 Oralit 10 box
8 Domperidon 10mg 4 box
9 Salbutamol 4mg 3 box
10 Ambroxol 30mg 2 box
11 Betametason 10 box
12 Asam mefenamat 15 box
13 Eritromisin 250mg 10 box
14 Papaverin 40mg 3 box
15 Metochlopramide 5mg 1 box
16 Aminophiline 250mg 2 box
17 Dextrometropan 14 box
18 Obat Batuk Hitam 20 botol
19 Parasetamol syrup 125mg 28 botol
20 Oxytetracycline 3% 1 box
21 Vitamin C 50mg 1 botol besar
22 Vitamin B Complex 1 botol besar
23 Thiamine 1 botol besar
24 Piridoxin 1 botol besar
25 Metronidazole 500mg 5 box
26 Piroxicam 1 box
27 Tetracycline 250mg 2 box
28 Ibuprofen 400mg 1 box
29 Ampicillin 500mg 1 box
30 Methampiron 500mg 2 box
Hasil :
Dari hasil reinventarisasi obat-obatan di Poliklinik UNHAS Tamalanrea periode 23 - 27 Maret 2009 diperoleh hasil bahwa tidak adobatobatan yang kadaluarsa dan obat-obatan yang tersedia kurang lengkap. Kadang- kadang doktor praktik terpaksa menulis resep untuk pasien supaya beli obat dari apotek luar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
2.13. Kesimpulan
Dengan melihat laporan hasil kegitan kami diatas, dalam menjalani kepaniteraan klinik di bagian IKM-IKK khususnya kedokteran keluarga di Poliklinik Poliklinik UNHAS Tamalanrea Makassar selama 5 hari (23 – 27 Maret 2009) maka kami menyimpulkan bahwa :
1. Poliklinik UNHAS Tamalanrea Makassar sebagai poliklinik umum telah menjalankan fungsinya dengan baik, seperti dalam hal pelayanan, dan profesionalisme dari para dokter, suster, maupun karyawan.
2. Sarana dan prasarana dari poliklinik umum pada umumnya berfungsi dengan baik sehingga dapat menunjang pelayanan kesehatan maupun administrasi dari kelangsungan operasional poliklinik.
3. Obat-obatan yang digunakan pada poliklinik UNHAS merupakan jenis obat generik yang disesuaikan dengan distribusi penyakit pada setiap kunjungan pasien.
2.14. Saran
Diharapkan agar setiap pasien yang mau berobat kepoliklinik umum setelah mengambil kartu dibawa dahulu keruang coass agar coass dapat memeriksa, setelah diperiksa dikamar coass barulah dibawah keruang dokter jaga untuk diperiksa kembali serta diberikan obat.
Jenis obat paten juga disiapkan di poliklinik umum karena dalam menentukan regimen obat yang diberikan, pasien boleh diberi pilihan mengenai jenis obat yang akan dipilih apakah generik atau paten, dengan keuntungan dan kerugiannya, seperti dalam hal harga dan efektifitasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar