Sabtu, 30 Mei 2009

Anatofisologi Cedera Kepala

ASRUL MAPPIWALI
FK UNHAS

(kupersembahkan buat teman coas BEDAH SARAF, semoga bermanfaat bagi Agamaku, Bangsaku dan Tanah Airku)

Pendahuluan
Head dibagi menjadi caput dan facies. Caput membentuk cavum cranii yang berisikan encephalon, terdiri dari basis cranii dan calvaria cranii. Yang dimaksud dengan caput adalah bagian dari kepala yang di dalamnya berisikan encephalon. Di sebelah caudofrontal terdapat facies dan di sebelah caudooccipital terdapat collum. Ukuran panjang maksimal kepala adalah jarak antara glabela dengan ephisthocranium (titik yang terletak paling posterior dari pada os occipital). Ukuran lebar maksimal kepala adalah jarak antara dua titik yang terletak paling lateral pada os parietal (berada di craniodorsal meatus acusticus eksternus).

Untuk mentukan bentuk kepala dipakai indeks cephalicus, rumusnya lebar maksimal X 100 dibagi panjang maksimal. Indeks cephalicus >80 disebut brachycephal, 75-80 disebut mesocephal, <75 disebut dolicephal.

Neurocranium yang membentuk cavitas cranii terdiri dari calvaria cranii dan basis cranii. Neurocranium sendiri dibungkus oleh SCALP (Skin, Conective tissue, Aponeurosis, Loose areolar tissue, Pericranium/periosteum).
1. S : kulit dan kelenjar sebacea (keringat)
2. C : jaringan subkuits yang kaya dengan pembuluh darah
3. A : lapisan terkuat, terdiri atas fascia. Ada 3 otot, bagian anterior (m.frontalis), bagian
posterior (m.occipitalis) dan bagain lateral (m.temporoparietal)
4. L : terdapat vena emmysaria, jika terjadi infeksi gampang masuk ke intracranial karena
termasuk jaringan ikat longgar. Subglaeal hematom (cedera yang terjadi antara lapisan
L dan P.
5. P : lapisan yang melapisi tulang tengkorak. Cephal hematom (subperiosteal hematom)
daerah sering terjadi trauma jalan lahir.

Trauma SCALP yng sering terjadi:
a. Abrasi (excoration) terbatas pada lapisan Skin
b. Laserasi jika melebihi lapisan Skin sampai ke tulang
c. Hematom jika terjadi memar pada SCALP
d. Avulsi jika luka yang disertai pelepasan lapisan SCALP

Cavitas cranii (calvaria cranii dan basis cranii)
a. Calvaria cranii
Terdiri dari Tabula externa dan Tabula interna yang keduanya dipisahkan oleh Diploe. Pada tulang tengkorak sendiri terdapat sutura yang terdiri dari POS CSL (jembatang kedelainya) yakni Parietomastoideus, Occipitalis Transversa, Squamosa, Coronaria, Sagitalis, Lambdoidea.
Klasifikasi fraktur tulang tengkorak:
1. Berdasarkan gambaran
- Fraktur linear
- Fraktur diastase
- Fraktur comminuted
- Fraktur deppressed
2. Berdasarkan lokasi
- Konveksitas (kubah), pada os frontal, parietal, temporal, dan occipital
- Basis Cranii
3. Berdasarkan keadaan luka
- Terbuka
- Tertutup
b. Basis cranii
1. Fossa anterior, dibentuk pada bagian posterior dari Os sphenoid sehingga jika terjadi fraktur klinisnya berupa:
- Brill hematom
- Echymosis pada orbita
- Anosmia
- Rhinorhea
- Gangguan visus
Untuk membedakan CSS dengan darah yakni dengan meletakkan cairan yang keluar lewat hidung atau telinga pada kertas tissue maka memberikan gambaran:
- Double ring (halo sign)
- Darah tidak akan membeku karena bercampur dengan CSS
- B2 transferin, yang merupakan marker spesifik untuk CSS
2. Fossa media, bagian posteriornya berbatasan dengan Petrosus Os. Temporalis, sehingga jika terjadi fraktur maka klinisnya berupa:
- Echymosis pada mastoid yang sering kita kenal dengan Battle Sign = hematoma retroauricular
- Otorrhea
- Haemothympanum
- Kelumpuhan nervus VII dan VIII
- Carotid-cavernosa fistula (CCF), yakni echymoosis, sakit kepala, adanya bruit, exoftalmus yang berdenyut mengikuti irama jantug
3. Fossa posterior, jika hal ini terjadi maka akan langsug menekan batang otak (mati di tempat kejadian),namun terkadang juga memberikan gambaran battle sign.

Menins (selaput otak)
Lapisan mening (selaput otak) terdiri dari Duramater, Arachnoid dan Piamater (DAP)
1. Duramater, terdiri atas 2 lapis yakni lapisan periosteum yang langsung melekat dengan pericranium dan lapisan meningeal yang berbatasan dengan arachnoid.
Pada lapisan ini terdapat arteri meningea media anterior (cabang dari arteri ophtalmika), arteri meningea media (cabang dari a.carotis eksterna) dan arteri menigea posterior (cabang dari arteri vertebralis dan arteri occipitalis).
Catatan: jika terjadi perdarahan antara lapisan tabula interna san lapisan duramater disebut Epidural Hematom (EDH).
2. Arachnoid, merakan lapisan avaskuler tetapi nutrisi diperoleh dari Cairan serebrospinal (CSS).
Diantara lapisan Duramater dan Arachnoid sering disebut juga ruang subarachnoid dimana banyak terdapat trabekula-trabekula yang disisi oleh CSS, jika terjadi perdarahan pada daerah ini disebut Subdural Hematom (SDH).
3. Piamater, merupakan lapisan terakhir dari mening, jika terjadi perdarahan antara lapisan Arachnoid dan Piamater maka disebut Perdarahan Subarachnoid (PSA).

Perdarahan secara garis besar terbagi atas perdarahan Ekstradural (EDH) dan Intradural (Subdural, subarachnoid, intraserebral, intraserebellar, basal ganglia, intraventrikularis).

EDH dibagi berdasarkan waktu kejadian:
1. Akut, jika kejadiannya dari 1-3 hari. Pada Computed Tomografi Scan akan memberikan gambaran hiperdens bentuk bulan sabit, jika bercampur dengan CSS bisa isodens atau bahkan hipodens.
2. Subakut, dari hari ke-4 sampai hari ke-20 dengan CT-Scan memberikan gambaran campuran hiperdens, isodens, dan hipodens.
3. Kronik, waktu kejadian lebih dari 3 minggu, dimana sering terjadi pada usia lanjut.

Gejala klinis yang sering muncul pada EDH:
1. Penurunan kesadaran
2. Pupil anisokor ipsilateral
3. Defisit motorik kontralateral
4. Kadang disertai defisit Nervus III
Beberapa keadaan yang bisa menyebabkan dilatasi pupil adalah:
- Cedera langsung
- Cedera Nervus III
- Cedera mesencephalon
Sedangkan Defisit motorik ipsilateral bisa terjadi jika pedunkulus serebral kontralateral terdesak dan terhimpit kea rah tepi tentorium disebut Kernohan’s Syndrome.

PSA bisa terjadi karena 2 faktor, pertama karena mekanisme traumatic, sedangkan yang kedua karena aneurysma yang rupture. Sedangkan cedera yang lain pada otak adalah Intracerebral Hematome (ICH).

ICH + SDH + Contucio yang terjadi pada satu tempat disebut BURST LOBE.
ICH yang terjadi berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun setelah trauma disebut BOLINGER’S APOPLEXY.

30 Mei 2009
Kamar Coas ONKO UNHAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentar